
JAKARTA – Biar mencatatkan kinerja yang positif, pabrik pengalengan ikan juga menghadapi bervariasi tantangan terhadap dampak pandemi Covid-19.
Tantangan tersebut, antara lain kenaikan harga tong, pasta saus dan terigu pengental yang diimpor serta berkurangnya objek baku ikan yang diimpor daripada negara yang memberlakukan lockdown.
âEkspor olahan ikan ke negara yang terkena wabah Covid-19 juga mengalami gangguan akibat operator shipping yang belum beroperasi biasa dan pihak buyer menunda pembelian sehingga stok menumpuk di cold storage, â tutur Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim dalam keterangan tertulisnya, dalam Jakarta, Sabtu (25/4/2020).
Kemenperin mencatat, hingga kini terdapat 718 unit usaha pengerjaan ikan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah produksi zona pengolahan ikan ini mencapai satu, 6 juta ton pada tahun 2019, meningkat 300 ribu ton dibanding tahun 2016.
âUntuk nilai ekspornya, sektor industri ini juga meningkat pada tahun 2019 menjadi USD4, 1 juta, â ungkap Rochim.
Sebelumnya, industri pengalengan ikan merupakan salah satu sektor yang mendapat keberkahan pada tengah pandemi Covid-19.
Sebab, permintaan terhadap buatan olahan di sektor tersebut mengarah semakin meningkat khususnya untuk menutup kebutuhan protein masyarakat.
âStok nasional untuk produk sarden dan makarel kaleng saat ini berjumlah 35 juta tong. Selain diserap melalui pasar ekspor, ritel dan online, olahan ikan kaleng dapat dimanfaatkan sebagai lupa satu produk bantuan sosial yang memenuhi kebutuhan protein masyarakat, â katanya.
(dni)